Senin, 28 Maret 2011

Perempuan Berhati Bidadari


SinopsisNovel "Perempuan Berhati Bidadari"
(Zahrotul Atiyah, Penerbit Sabil Jogjakarta, terbit Januari 2011)

Dia telah menempuh perjalanan panjang. Bertemu dengan banyak orang lainnya. Datang dan pergi silih berganti dalam hidupnya. Namun cinta seorang saudara sehati terus saja mengabadi di dalam hatinya. Malaika Humaira.
Novel ini merupakan kisah perjalanan hidup Ra setelah berpisah dengan Re, saudara sehatinya. Baik raga maupun rasa. Ra tetap tak berhenti berharap untuk bertemu kembali dengan Re. Setiap saat Ra terus mengingat dan mengharap Re sudi memaafkannya dan mau kembali lagi seperti dulu. Namun Re tetap pada pendiriannya. Bahkan dengan kejam, Re berkata bahwa dia ingin hidup tenang dan tak ingin lagi diganggu oleh keberadaan Ra. Ra terus berjalan mencari kesejatian itu. Cintanya yang mendalam pada sosok saudara sehati dibawanya kemanapun dia melangkah. Ra rela menjalani hidup dalam kesulitan dan cobaan-cobaan. 
Ra mengalami banyak hal, bahkan pernah terjerumus di lembah kelam dan mencoba mengkonsumsi obat terlarang. Berbekal tekad yang kuat untuk berhenti dan mimpi bertemu dengan Re yang memintanya berhenti menghancurkan diri, Ra berusaha bangkit dari keterpurukan. Akhirnya, Ra rela meninggalkan semua pekerjaan dan tempat kelam tersebut. Dia memilih kembali ke Pekalongan dan memulai kehidupan yang baru dan lebih baik. Namun, jalan yang harus dihadapi Malaika tak semulus yang dia impikan. Dia terus mencari jalannya. Hidup di Pekalongan membuat Ra kembali menjalin hubungan persahabatan dengan sahabat-sahabat lamanya, baik di sekitar lingkungan rumah maupun sahabat-sahabat saat masih sekolah dulu. Namun demikian, cinta dan kerinduan Ra pada saudara sehatinya telah tak mampu dia bendung lagi. Ra terus berharap suatu hari kelak, Re akan mengingatnya walau hanya sekali dan sangat berharap Re bersedia mengunjunginya di Pekalongan.
Kisah cinta Ra pada beberapa lelaki di sekitar kehidupannya juga tidak berjalan lancar. Lelaki yang sangat dia cintai justru menjauh darinya. Yang datang kepadanya justru surat-surat cinta dari seseorang yang mengaku bernama Nada. Nada selalu memanggil Ra dengan sebutan “Sang Ratu”. Karena kisah tak sesuai harapan, Ra berusaha mengabaikan perasaan-perasaannya demi menggapai mimpi-mimpinya.

Hingga pada suatu saat Ra bertemu dengan seorang lelaki yang ternyata telah lama menyimpan perasaan sayang pada Ra. Seorang sahabat masa kecilnya. Pada akhirnya Ra memutuskan menikah dengan lelaki itu, Thev. Namun, apa yang dia harapkan dari Thev ternyata malah membawanya pada kehidupan yang membosankan. Thev memang seorang suami yang sangat baik dan setia, namun kehidupan yang dilaluinya bersama Thev hanyalah kehidupan datar yang sangat membosankan. Hampir tak ada riak yang berarti dalam kehidupan mereka. Dalam suasana seperti itu, seorang lain masuk lagi tanpa diduga dalam hidup Ra. Teman sekolahnya dulu yang telah sekian lama mengirimkan surat-surat cinta tapi tak berani mengungkapkan identitas diri. Ra menghadapi dilema, karena ternyata lelaki yang mengaku bernama Nada adalah lelaki yang selama ini sangat dia harapkan. Di satu sisi, dia memang menyayangi Thev meskipun lelaki itu sama sekali kurang romantis, di sisi lain dia juga mengharapkan seorang yang bisa memanjakannya, membuatnya menjadi ‘sang ratu’. Menghadapi persoalan-persoalan hidup itulah Ra kembali selalu mengenang saudara sehatinya.

Kehadiran seorang bayi dalam perkawinannya dengan Thev turut membuat Ra berpikir ulang tentang makna sejati kehidupan yang selama ini telah dilaluinya. Apakah selama ini dia telah melangkah di jalan yang benar ataukah gelora cinta telah menyesatkannya. Ra ingin kelak jika benar bayinya seorang perempuan, akan diberinya nama Putri Rehanna. Bagi Ra, dirinya ada dan tak ingin begitu saja sirna. Terutama dari hati Rehanna Sulastin, saudara sehatinya.
Demi rasa sayangnya dan demi ikrar saudara sehati, Ra meminta seseorang yang sangat dia sayangi untuk datang mencari Re dan memberitahukan keadaannya pada Ra. Ra tahu benar saat itu, bahwa sel-sel kanker yang selama ini menggerogoti otaknya aktif kembali. Ra tetap merahasiakan hal itu dari Thev, suaminya. Benar, jodoh, rezeki dan maut, hanya Allah saja yang tahu. Pada akhir perjuangannya, Ra baru menyadari kepada siapakah sejatinya cintanya berlabuh. Keinginan terakhirnya untuk sekedar mengetahui kabar berita Rehanna Sulastin tak pernah menjadi kenyataan. Ra menjemput ajalnya di hari kelahiran Putri Rehanna. Dua keinginan terakhir Ra yang tak pernah terkabul: melihat wajah putrinya dan bertemu kembali dengan saudara sehatinya, Rehanna Sulastin.
Pada akhirnya, Anda akan memahami bahwa Malaika Humaira hanyalah wanita biasa dengan segala kekurangan dan kelebihannya. Bagaimana emosi, keadaan jiwa, dan hati sang pelindung – Malaika Humaira.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar