Rabu, 12 Oktober 2011

BERSEMILAH KUNTUM-KUNTUM BUNGA BANGSA DI DESA SIDOKERTO, PATI





Sidokerto –Mengejutkan, sebuah desa yang terletak tak begitu jauh dari pusat Kota Pati ternyata tidak mempunyai taman kanak-kanak sendiri. Ya, ternyata Desa Sidokerto yang hanya berjarak 300 meter dari pusat Kota itu selama ini tidak mempunyai satupun lembaga pendidikan untuk taman kanak-kanak (TK) maupun untuk pendidikan anak usia dini (PAUD). Karenanya, anak-anak balita dan usia TK terpaksa harus bersekolah di luar desa. Ada yang disekolahkan orang tuanya ke TK Bhayangkari Pati, TK Islam Saliyan Pati Lor, TK Negeri Pembina Kutoharjo dan lain sebagainya.
Sidokerto –Mengejutkan, sebuah desa yang terletak tak begitu jauh dari pusat Kota Pati ternyata tidak mempunyai taman kanak-kanak sendiri. Ya, ternyata Desa Sidokerto yang hanya berjarak 300 meter dari pusat Kota itu selama ini tidak mempunyai satupun lembaga pendidikan untuk taman kanak-kanak (TK) maupun untuk pendidikan anak usia dini (PAUD). Karenanya, anak-anak balita dan usia TK terpaksa harus bersekolah di luar desa. Ada yang disekolahkan orang tuanya ke TK Bhayangkari Pati, TK Islam Saliyan Pati Lor, TK Negeri Pembina Kutoharjo dan lain sebagainya.
Bagi warga yang cukup mampu hal tersebut tidak begitu menimbulkan masalah. Namun, tidak demikian dengan warga yang ekonominya kurang mampu. Mereka sangat kesulitan jika setiap hari harus mengantar jemput anak-anak mereka ke luar desa untuk belajar. Belum lagi masalah biaya sekolah yang relatif besar. Akibatnya, sebagian anak balita dari Desa Sidokerto tidak bisa merasakan nikmatnya masa bermain sambil belajar di sebuah PAUD maupun TK. Sebagian dari anak-anak itu langsung dimasukkan ke dalam SD begitu usia mereka mencukupi. Hal ini membuat anak-anak yang tidak sempat menikmati bangku TK menjadi kesulitan mengikuti pembelajaran di bangku SD dan kemampuan mereka menjadi kurang tereksplor. Padahal, potensi awal seorang anak dapat diketahui sejak awal saat mereka menghabiskan masa kanak-kanaknya di PAUD atau TK. Sekaligus itu merupakan peletakan pendidikan dasar bagi seorang anak di luar lingkungan keluarganya.
Prihatin dengan kondisi tersebut, pihak pemerintah desa Sidokerto dan beberapa tokoh masyarakat – termasuk beberapa tokoh yang duduk di kelembagaan Badan Keswadayaan Masyarakat LESTARI – mengadakan rembug untuk menyelesaikan masalah tersebut. Mereka sepakat bahwa pengadaan Taman Kanak-kanak (TK) di Desa Sidokerto merupakan kebutuhan yang mendesak bagi warga. Bagaimanapun juga, pendidikan adalah pilar kemajuan bagi bangsa. Beberapa tokoh tersebut kemudian mengadakan rembug dengan warga desa Sidokerto lainnya untuk membahas masalah tersebut. Rembug warga memutuskan untuk mendirikan sebuah lembaga PAUD. Setelah beberapa kali pertemuan, warga dan tokoh masyarakat Desa Sidokerto merumuskan beberapa hal seperti AD/ART, tempat pelaksanaan kegiatan belajar mengajar (KBM), dewan guru yang akan mengajar, dan juga nama PAUD yang disepakati dengan nama PAUD BUNGA BANGSA.
Warga, para tokoh masyarakat dan pemerintah desa sepakat mengajukan pendanaan pendirian TK/PAUD BUNGA BANGSA dari dana desa dan juga memasukkan kegiatan ke PJM Pronangkis yang disusun warga dan BKM LESTARI. Rencananya, jika BKM LESTARI mendapatkan alokasi dana BLM tahun 2010, dana untuk kegiatan sosial akan dialokasikan untuk pengadaan sarana prasaran TK/PAUD.
Pemerintah Desa Sidokerto mengijinkan pelaksanaan KBM di aula balai Desa Sidokerto, sembari menunggu terkumpulnya dana untuk pendirian bangunan sekolah. Sementara waktu, KBM akan dilakukan dengan menggelar tikar dan dilakukan secara lesehan sebab meja kursi belum ada. Untuk guru, warga sepakat meminta bantuan dua orang guru TK/PAUD untuk mengajar di PAUD BUNGA BANGSA. Tentunya dengan insentif yang tidak begitu besar. Beruntung sekali, ada guru yang bersedia mengajar meskipun dengan insentif yang sangat kecil.
Karena ide awal pendirian PAUD BUNGA BANGSA adalah untuk membantu warga desa yang kurang mampu, maka saat pengumuman pembukaan sekolah juga dipersyaratkan hanya untuk anak-anak dari keluarga miskin. Itupun hanya dibatasi untuk 20 anak saja, mengingat keuangan lembaga yang belum memadai. PAUD BUNGA BANGSA hanya menarik SPP sebesar Rp. 10.000 s/d Rp. 15.000 tiap siswa (menyesuaikan kemampuan orang tua siswa). SPP tersebut digunakan untuk membayar insentif guru dan pengadaan sarana prasaran ala kadarnya.
Menjelang tahun ajaran baru 2009, ada 20 anak yang mendaftar untuk mengikuti pendidikan di PAUD/TK BUNGA BANGSA. Pada tahun 2009 itu juga, pengelola mendaftarkan TK BUNGA BANGSA dan mulai 2009 taman kanak-kanak itu telah berbadan hukum.
Kegiatan belajar mengajar dilaksanakan dalam suasana yang sangat sederhana. Para anak didik di TK BUNGA BANGSA belajar dengan duduk lesehan di atas tikar yang dipinjam secara gratis dari warga sekitar. Namun, justru hal itu membuat kegiatan belajar mengajar berjalan dengan menarik. Para anak didik sangat menikmati suasana kelas yang demikian. Namun, anak didik merasa cukup kesulitan saat harus menulis atau menggambar di buku. Sebab mereka harus menulis di atas karpet. Hal itu membuat para pengelola dan perangkat desa yang melihat secara langsung kegiatan belajar menjadi iba. Sementara itu, dana BLM PNPM yang diharapkan untuk pengadaan sarpras belum kunjung turun. Selain itu dana swadaya yang terkumpul juga belum maksimal. Warga dan para pengelola akhirnya berinisiatif meminjam meja dan bangku kecil dari beberapa warga untuk digunakan KBM di TK BUNGA BANGSA.
Pada tahun 2011, jumlah anak didik TK BUNGA BANGSA Desa Sidokerto bertambah menjadi 32 anak yang dibagi menjadi 16 anak di 0 besar dan 16 anak lainnya dimasukkan di 0 kecil. Hal itu didasarkan pada usia anak didik. Jadi, beberapa anak didik yang sudah mengikuti pendidikan dari tahun 2009 namun usianya belum mencukupi tidak akan dinaikkan ke 0 besar. Demikian pula dengan anak yang baru mendaftar di tahun 2010 namun usianya sudah mencukupi, akan langsung dimasukkan ke kelas 0 besar. Kedua kelas tersebut hanya dibatasi sekat dari whiteboard saja.
Kegiatan belajar mengajar dilaksanakan dari pukul 07.00 WIB sampai pukul 10.00 WIB. Setiap pagi, guru dan pengelola TK harus menata ruang kelas sedemikian rupa sehingga nyaman digunakan untuk kegiatan belajar mengajar. Begitu KBM berakhir, guru dibantu perangkat desa segera merapikan ruangan dan mengembalikan fungsi ruangan menjadi aula desa kembali. Demikian setiap harinya.
Kekurangan dan kesulitan dalam pelaksanaan KBM tidak menyurutkan semangat para siswa dan guru. Demikian pula pengembangan kemampuan siswa. Hasilnya, pada tahun 2011 ini TK BUNGA BANGSA berhasil meluluskan 15 anak didik. Lulusan TK BUNGA BANGSA ini ternyata dapat diterima di beberapa SD Negeri baik yang ada di desa Sidokerto maupun di SD desa/kelurahan lain. Sebuah kebanggaan tersendiri bagi para pejuang yang merintis TK BUNGA BANGSA.
Pada tahun 2011 juga, BKM LESTARI dan warga Desa Sidokerto mendapat informasi bahwa mereka bisa mengelola dana BLM dari PNPM Mandiri Perkotaan karena tingkat pengembalian pinjaman bergulir di UPK BKM LESTARI melebihi batas minimum 80%. BKM dan warga kembali mengadakan rembug untuk membahas hal tersebut.
Dari rembug warga pada tanggal 1 Juni 2011 disepakati bahwa alokasi dana BLM PNPM Mandiri Perkotaan tahun 2011 sebesar Rp. 30.000.000,- akan digunakan untuk kegiatan sosial pengadaan sarana prasarana TK BUNGA BANGSA sebesar Rp. 14.500.000,- dan kegiatan pembangunan infrastruktur Rp. 14.500.000,-. Sisanya Rp. 1.000.000,- digunakan untuk biaya operasional BKM. Warga juga sepakat untuk menggalang dana swadaya untuk mendukung kegiatan sosial tersebut.
Akhirnya terkumpul swadaya sebesar Rp. 4.350.000,- yang berasal dari iuran warga, dana dari kas TK BUNGA BANGSA dan bantuan dari pemerintah desa Sidokerto. Dana tersebut akan dikelola bersama dana BLM PNPM oleh KSM BUNGA BANGSA yang diketuai oleh Bapak Suri, S.E yang juga merupakan sekretaris desa Sidokerto dan didukung anggota KSM lainnya.
Setelah beberapa kali berkonsultasi dengan tim fasilitator Tim 11, KSM BUNGA BANGSA akhirnya menyusun proposal untuk mengakses dana sosial tersebut. Sesuai dengan rencana, pada bulan Juli 2011, seiring dengan berakhirnya tahun ajaran 2010/2011, dana BLM PNPM sudah dapat dimanfaatkan untuk pengadaan sarana prasarana TK BUNGA BANGSA. Sarpras yang diajukan untuk didanai adalah meja kursi anak didik, meja kursi guru, alat peraga edukatif (prosotan, kursi putar, bola dunia), papan tulis whiteboard, almari kayu untuk menyimpan buku dan peralatan lainnya, etalase, jam dinding, serta seperangkat drum band.
Karena beberapa sarpras tidak dapat dipenuhi dari toko-toko di dalam kota Pati, maka KSM berinisiatif membeli peralatan dari Purwodadi. Mereka memilih meja, kursi dan lemari dari kayu kualitas baik agar bisa tahan lama. Pengadaan sarpras sampai bulan September ini belum 100% terpenuhi. Prosotan belum bisa dibeli karena ketiadaan stok barang di beberapa toko. Terlebih lagi, menjelang dan sesudah Hari Raya Idul Fitri 1432 H yang jatuh pada akhir Agustus 2011 ini, stok barang-barang memang cukup langka. KSM BUNGA BANGSA berjanji bahwa untuk prosotan pada pertengahan bulan September sudah tersedia dan dapat digunakan untuk KBM di TK BUNGA BANGSA.
Menurut Sugiyanto, Sekretaris BKM Lestari, rencana ke depannya, lokasi KBM TK BUNGA BANGSA akan dipindahkan di lantai dasar Masjid Muwahiddin milik Desa Sidokerto yang saat ini dalam tahap pembangunan. Masjid yang dibangun dengan konstruksi bertingkat tersebut pada bagian bawahnya memang akan digunakan untuk kegiatan-kegiatan keagamaan dan pendidikan. Sementara untuk kegiatan beribadah digunakan bagian atas Masjid yang dibangun cukup luas dan sangat mencukupi untuk menampung warga desa Sidokerto yang hendak beribadah.
“TK BUNGA BANGSA masih membutuhkan bantuan baik dari pemerintah, BLM PNPM – jika masih ada alokasinya untuk desa Sidokerto, maupun dari donatur lainnya untuk pengembangan TK BUNGA BANGSA  di masa mendatang.” Ucap UPS Mbak Sugiharti saat bertemu dengan fasilitator.
Perjuangan warga Desa Sidokerto untuk memiliki TK/PAUD sendiri memang cukup sulit dan berliku. Sekarang, mereka bisa sedikit berlega hati sebab impian mereka mulai dapat diretas menjadi kenyataan yang indah. Takkan lama lagi, warga Desa Sidokerto akan memiliki taman kanak-kanak – TK BUNGA BANGSA – milik mereka sendiri. Semoga ke depannya, anak-anak Desa Sidokerto akan lebih berpendidikan dan berakhlak yang baik, tidak ketinggalan dengan desa dan kelurahan lain dalam menyongsong masa depan mereka yang gemilang. Semoga. (akar_atya@1310)
Bagi warga yang cukup mampu hal tersebut tidak begitu menimbulkan masalah. Namun, tidak demikian dengan warga yang ekonominya kurang mampu. Mereka sangat kesulitan jika setiap hari harus mengantar jemput anak-anak mereka ke luar desa untuk belajar. Belum lagi masalah biaya sekolah yang relatif besar. Akibatnya, sebagian anak balita dari Desa Sidokerto tidak bisa merasakan nikmatnya masa bermain sambil belajar di sebuah PAUD maupun TK. Sebagian dari anak-anak itu langsung dimasukkan ke dalam SD begitu usia mereka mencukupi. Hal ini membuat anak-anak yang tidak sempat menikmati bangku TK menjadi kesulitan mengikuti pembelajaran di bangku SD dan kemampuan mereka menjadi kurang tereksplor. Padahal, potensi awal seorang anak dapat diketahui sejak awal saat mereka menghabiskan masa kanak-kanaknya di PAUD atau TK. Sekaligus itu merupakan peletakan pendidikan dasar bagi seorang anak di luar lingkungan keluarganya.
Prihatin dengan kondisi tersebut, pihak pemerintah desa Sidokerto dan beberapa tokoh masyarakat – termasuk beberapa tokoh yang duduk di kelembagaan Badan Keswadayaan Masyarakat LESTARI – mengadakan rembug untuk menyelesaikan masalah tersebut. Mereka sepakat bahwa pengadaan Taman Kanak-kanak (TK) di Desa Sidokerto merupakan kebutuhan yang mendesak bagi warga. Bagaimanapun juga, pendidikan adalah pilar kemajuan bagi bangsa. Beberapa tokoh tersebut kemudian mengadakan rembug dengan warga desa Sidokerto lainnya untuk membahas masalah tersebut. Rembug warga memutuskan untuk mendirikan sebuah lembaga PAUD. Setelah beberapa kali pertemuan, warga dan tokoh masyarakat Desa Sidokerto merumuskan beberapa hal seperti AD/ART, tempat pelaksanaan kegiatan belajar mengajar (KBM), dewan guru yang akan mengajar, dan juga nama PAUD yang disepakati dengan nama PAUD BUNGA BANGSA.
Warga, para tokoh masyarakat dan pemerintah desa sepakat mengajukan pendanaan pendirian TK/PAUD BUNGA BANGSA dari dana desa dan juga memasukkan kegiatan ke PJM Pronangkis yang disusun warga dan BKM LESTARI. Rencananya, jika BKM LESTARI mendapatkan alokasi dana BLM tahun 2010, dana untuk kegiatan sosial akan dialokasikan untuk pengadaan sarana prasaran TK/PAUD.
Pemerintah Desa Sidokerto mengijinkan pelaksanaan KBM di aula balai Desa Sidokerto, sembari menunggu terkumpulnya dana untuk pendirian bangunan sekolah. Sementara waktu, KBM akan dilakukan dengan menggelar tikar dan dilakukan secara lesehan sebab meja kursi belum ada. Untuk guru, warga sepakat meminta bantuan dua orang guru TK/PAUD untuk mengajar di PAUD BUNGA BANGSA. Tentunya dengan insentif yang tidak begitu besar. Beruntung sekali, ada guru yang bersedia mengajar meskipun dengan insentif yang sangat kecil.
Karena ide awal pendirian PAUD BUNGA BANGSA adalah untuk membantu warga desa yang kurang mampu, maka saat pengumuman pembukaan sekolah juga dipersyaratkan hanya untuk anak-anak dari keluarga miskin. Itupun hanya dibatasi untuk 20 anak saja, mengingat keuangan lembaga yang belum memadai. PAUD BUNGA BANGSA hanya menarik SPP sebesar Rp. 10.000 s/d Rp. 15.000 tiap siswa (menyesuaikan kemampuan orang tua siswa). SPP tersebut digunakan untuk membayar insentif guru dan pengadaan sarana prasaran ala kadarnya.
Menjelang tahun ajaran baru 2009, ada 20 anak yang mendaftar untuk mengikuti pendidikan di PAUD/TK BUNGA BANGSA. Pada tahun 2009 itu juga, pengelola mendaftarkan TK BUNGA BANGSA dan mulai 2009 taman kanak-kanak itu telah berbadan hukum.
Kegiatan belajar mengajar dilaksanakan dalam suasana yang sangat sederhana. Para anak didik di TK BUNGA BANGSA belajar dengan duduk lesehan di atas tikar yang dipinjam secara gratis dari warga sekitar. Namun, justru hal itu membuat kegiatan belajar mengajar berjalan dengan menarik. Para anak didik sangat menikmati suasana kelas yang demikian. Namun, anak didik merasa cukup kesulitan saat harus menulis atau menggambar di buku. Sebab mereka harus menulis di atas karpet. Hal itu membuat para pengelola dan perangkat desa yang melihat secara langsung kegiatan belajar menjadi iba. Sementara itu, dana BLM PNPM yang diharapkan untuk pengadaan sarpras belum kunjung turun. Selain itu dana swadaya yang terkumpul juga belum maksimal. Warga dan para pengelola akhirnya berinisiatif meminjam meja dan bangku kecil dari beberapa warga untuk digunakan KBM di TK BUNGA BANGSA.
Pada tahun 2011, jumlah anak didik TK BUNGA BANGSA Desa Sidokerto bertambah menjadi 32 anak yang dibagi menjadi 16 anak di 0 besar dan 16 anak lainnya dimasukkan di 0 kecil. Hal itu didasarkan pada usia anak didik. Jadi, beberapa anak didik yang sudah mengikuti pendidikan dari tahun 2009 namun usianya belum mencukupi tidak akan dinaikkan ke 0 besar. Demikian pula dengan anak yang baru mendaftar di tahun 2010 namun usianya sudah mencukupi, akan langsung dimasukkan ke kelas 0 besar. Kedua kelas tersebut hanya dibatasi sekat dari whiteboard saja.
Kegiatan belajar mengajar dilaksanakan dari pukul 07.00 WIB sampai pukul 10.00 WIB. Setiap pagi, guru dan pengelola TK harus menata ruang kelas sedemikian rupa sehingga nyaman digunakan untuk kegiatan belajar mengajar. Begitu KBM berakhir, guru dibantu perangkat desa segera merapikan ruangan dan mengembalikan fungsi ruangan menjadi aula desa kembali. Demikian setiap harinya.
Kekurangan dan kesulitan dalam pelaksanaan KBM tidak menyurutkan semangat para siswa dan guru. Demikian pula pengembangan kemampuan siswa. Hasilnya, pada tahun 2011 ini TK BUNGA BANGSA berhasil meluluskan 15 anak didik. Lulusan TK BUNGA BANGSA ini ternyata dapat diterima di beberapa SD Negeri baik yang ada di desa Sidokerto maupun di SD desa/kelurahan lain. Sebuah kebanggaan tersendiri bagi para pejuang yang merintis TK BUNGA BANGSA.
Pada tahun 2011 juga, BKM LESTARI dan warga Desa Sidokerto mendapat informasi bahwa mereka bisa mengelola dana BLM dari PNPM Mandiri Perkotaan karena tingkat pengembalian pinjaman bergulir di UPK BKM LESTARI melebihi batas minimum 80%. BKM dan warga kembali mengadakan rembug untuk membahas hal tersebut.
Dari rembug warga pada tanggal 1 Juni 2011 disepakati bahwa alokasi dana BLM PNPM Mandiri Perkotaan tahun 2011 sebesar Rp. 30.000.000,- akan digunakan untuk kegiatan sosial pengadaan sarana prasarana TK BUNGA BANGSA sebesar Rp. 14.500.000,- dan kegiatan pembangunan infrastruktur Rp. 14.500.000,-. Sisanya Rp. 1.000.000,- digunakan untuk biaya operasional BKM. Warga juga sepakat untuk menggalang dana swadaya untuk mendukung kegiatan sosial tersebut.
Akhirnya terkumpul swadaya sebesar Rp. 4.350.000,- yang berasal dari iuran warga, dana dari kas TK BUNGA BANGSA dan bantuan dari pemerintah desa Sidokerto. Dana tersebut akan dikelola bersama dana BLM PNPM oleh KSM BUNGA BANGSA yang diketuai oleh Bapak Suri, S.E yang juga merupakan sekretaris desa Sidokerto dan didukung anggota KSM lainnya.
Setelah beberapa kali berkonsultasi dengan tim fasilitator Tim 11, KSM BUNGA BANGSA akhirnya menyusun proposal untuk mengakses dana sosial tersebut. Sesuai dengan rencana, pada bulan Juli 2011, seiring dengan berakhirnya tahun ajaran 2010/2011, dana BLM PNPM sudah dapat dimanfaatkan untuk pengadaan sarana prasarana TK BUNGA BANGSA. Sarpras yang diajukan untuk didanai adalah meja kursi anak didik, meja kursi guru, alat peraga edukatif (prosotan, kursi putar, bola dunia), papan tulis whiteboard, almari kayu untuk menyimpan buku dan peralatan lainnya, etalase, jam dinding, serta seperangkat drum band.
Karena beberapa sarpras tidak dapat dipenuhi dari toko-toko di dalam kota Pati, maka KSM berinisiatif membeli peralatan dari Purwodadi. Mereka memilih meja, kursi dan lemari dari kayu kualitas baik agar bisa tahan lama. Pengadaan sarpras sampai bulan September ini belum 100% terpenuhi. Prosotan belum bisa dibeli karena ketiadaan stok barang di beberapa toko. Terlebih lagi, menjelang dan sesudah Hari Raya Idul Fitri 1432 H yang jatuh pada akhir Agustus 2011 ini, stok barang-barang memang cukup langka. KSM BUNGA BANGSA berjanji bahwa untuk prosotan pada pertengahan bulan September sudah tersedia dan dapat digunakan untuk KBM di TK BUNGA BANGSA.
Menurut Sugiyanto, Sekretaris BKM Lestari, rencana ke depannya, lokasi KBM TK BUNGA BANGSA akan dipindahkan di lantai dasar Masjid Muwahiddin milik Desa Sidokerto yang saat ini dalam tahap pembangunan. Masjid yang dibangun dengan konstruksi bertingkat tersebut pada bagian bawahnya memang akan digunakan untuk kegiatan-kegiatan keagamaan dan pendidikan. Sementara untuk kegiatan beribadah digunakan bagian atas Masjid yang dibangun cukup luas dan sangat mencukupi untuk menampung warga desa Sidokerto yang hendak beribadah.
Sidokerto –Mengejutkan, sebuah desa yang terletak tak begitu jauh dari pusat Kota Pati ternyata tidak mempunyai taman kanak-kanak sendiri. Ya, ternyata Desa Sidokerto yang hanya berjarak 300 meter dari pusat Kota itu selama ini tidak mempunyai satupun lembaga pendidikan untuk taman kanak-kanak (TK) maupun untuk pendidikan anak usia dini (PAUD). Karenanya, anak-anak balita dan usia TK terpaksa harus bersekolah di luar desa. Ada yang disekolahkan orang tuanya ke TK Bhayangkari Pati, TK Islam Saliyan Pati Lor, TK Negeri Pembina Kutoharjo dan lain sebagainya.
Bagi warga yang cukup mampu hal tersebut tidak begitu menimbulkan masalah. Namun, tidak demikian dengan warga yang ekonominya kurang mampu. Mereka sangat kesulitan jika setiap hari harus mengantar jemput anak-anak mereka ke luar desa untuk belajar. Belum lagi masalah biaya sekolah yang relatif besar. Akibatnya, sebagian anak balita dari Desa Sidokerto tidak bisa merasakan nikmatnya masa bermain sambil belajar di sebuah PAUD maupun TK. Sebagian dari anak-anak itu langsung dimasukkan ke dalam SD begitu usia mereka mencukupi. Hal ini membuat anak-anak yang tidak sempat menikmati bangku TK menjadi kesulitan mengikuti pembelajaran di bangku SD dan kemampuan mereka menjadi kurang tereksplor. Padahal, potensi awal seorang anak dapat diketahui sejak awal saat mereka menghabiskan masa kanak-kanaknya di PAUD atau TK. Sekaligus itu merupakan peletakan pendidikan dasar bagi seorang anak di luar lingkungan keluarganya.
Prihatin dengan kondisi tersebut, pihak pemerintah desa Sidokerto dan beberapa tokoh masyarakat – termasuk beberapa tokoh yang duduk di kelembagaan Badan Keswadayaan Masyarakat LESTARI – mengadakan rembug untuk menyelesaikan masalah tersebut. Mereka sepakat bahwa pengadaan Taman Kanak-kanak (TK) di Desa Sidokerto merupakan kebutuhan yang mendesak bagi warga. Bagaimanapun juga, pendidikan adalah pilar kemajuan bagi bangsa. Beberapa tokoh tersebut kemudian mengadakan rembug dengan warga desa Sidokerto lainnya untuk membahas masalah tersebut. Rembug warga memutuskan untuk mendirikan sebuah lembaga PAUD. Setelah beberapa kali pertemuan, warga dan tokoh masyarakat Desa Sidokerto merumuskan beberapa hal seperti AD/ART, tempat pelaksanaan kegiatan belajar mengajar (KBM), dewan guru yang akan mengajar, dan juga nama PAUD yang disepakati dengan nama PAUD BUNGA BANGSA.
Warga, para tokoh masyarakat dan pemerintah desa sepakat mengajukan pendanaan pendirian TK/PAUD BUNGA BANGSA dari dana desa dan juga memasukkan kegiatan ke PJM Pronangkis yang disusun warga dan BKM LESTARI. Rencananya, jika BKM LESTARI mendapatkan alokasi dana BLM tahun 2010, dana untuk kegiatan sosial akan dialokasikan untuk pengadaan sarana prasaran TK/PAUD.
Pemerintah Desa Sidokerto mengijinkan pelaksanaan KBM di aula balai Desa Sidokerto, sembari menunggu terkumpulnya dana untuk pendirian bangunan sekolah. Sementara waktu, KBM akan dilakukan dengan menggelar tikar dan dilakukan secara lesehan sebab meja kursi belum ada. Untuk guru, warga sepakat meminta bantuan dua orang guru TK/PAUD untuk mengajar di PAUD BUNGA BANGSA. Tentunya dengan insentif yang tidak begitu besar. Beruntung sekali, ada guru yang bersedia mengajar meskipun dengan insentif yang sangat kecil.
Karena ide awal pendirian PAUD BUNGA BANGSA adalah untuk membantu warga desa yang kurang mampu, maka saat pengumuman pembukaan sekolah juga dipersyaratkan hanya untuk anak-anak dari keluarga miskin. Itupun hanya dibatasi untuk 20 anak saja, mengingat keuangan lembaga yang belum memadai. PAUD BUNGA BANGSA hanya menarik SPP sebesar Rp. 10.000 s/d Rp. 15.000 tiap siswa (menyesuaikan kemampuan orang tua siswa). SPP tersebut digunakan untuk membayar insentif guru dan pengadaan sarana prasaran ala kadarnya.
Menjelang tahun ajaran baru 2009, ada 20 anak yang mendaftar untuk mengikuti pendidikan di PAUD/TK BUNGA BANGSA. Pada tahun 2009 itu juga, pengelola mendaftarkan TK BUNGA BANGSA dan mulai 2009 taman kanak-kanak itu telah berbadan hukum.
Kegiatan belajar mengajar dilaksanakan dalam suasana yang sangat sederhana. Para anak didik di TK BUNGA BANGSA belajar dengan duduk lesehan di atas tikar yang dipinjam secara gratis dari warga sekitar. Namun, justru hal itu membuat kegiatan belajar mengajar berjalan dengan menarik. Para anak didik sangat menikmati suasana kelas yang demikian. Namun, anak didik merasa cukup kesulitan saat harus menulis atau menggambar di buku. Sebab mereka harus menulis di atas karpet. Hal itu membuat para pengelola dan perangkat desa yang melihat secara langsung kegiatan belajar menjadi iba. Sementara itu, dana BLM PNPM yang diharapkan untuk pengadaan sarpras belum kunjung turun. Selain itu dana swadaya yang terkumpul juga belum maksimal. Warga dan para pengelola akhirnya berinisiatif meminjam meja dan bangku kecil dari beberapa warga untuk digunakan KBM di TK BUNGA BANGSA.
Pada tahun 2011, jumlah anak didik TK BUNGA BANGSA Desa Sidokerto bertambah menjadi 32 anak yang dibagi menjadi 16 anak di 0 besar dan 16 anak lainnya dimasukkan di 0 kecil. Hal itu didasarkan pada usia anak didik. Jadi, beberapa anak didik yang sudah mengikuti pendidikan dari tahun 2009 namun usianya belum mencukupi tidak akan dinaikkan ke 0 besar. Demikian pula dengan anak yang baru mendaftar di tahun 2010 namun usianya sudah mencukupi, akan langsung dimasukkan ke kelas 0 besar. Kedua kelas tersebut hanya dibatasi sekat dari whiteboard saja.
Kegiatan belajar mengajar dilaksanakan dari pukul 07.00 WIB sampai pukul 10.00 WIB. Setiap pagi, guru dan pengelola TK harus menata ruang kelas sedemikian rupa sehingga nyaman digunakan untuk kegiatan belajar mengajar. Begitu KBM berakhir, guru dibantu perangkat desa segera merapikan ruangan dan mengembalikan fungsi ruangan menjadi aula desa kembali. Demikian setiap harinya.
Kekurangan dan kesulitan dalam pelaksanaan KBM tidak menyurutkan semangat para siswa dan guru. Demikian pula pengembangan kemampuan siswa. Hasilnya, pada tahun 2011 ini TK BUNGA BANGSA berhasil meluluskan 15 anak didik. Lulusan TK BUNGA BANGSA ini ternyata dapat diterima di beberapa SD Negeri baik yang ada di desa Sidokerto maupun di SD desa/kelurahan lain. Sebuah kebanggaan tersendiri bagi para pejuang yang merintis TK BUNGA BANGSA.
Pada tahun 2011 juga, BKM LESTARI dan warga Desa Sidokerto mendapat informasi bahwa mereka bisa mengelola dana BLM dari PNPM Mandiri Perkotaan karena tingkat pengembalian pinjaman bergulir di UPK BKM LESTARI melebihi batas minimum 80%. BKM dan warga kembali mengadakan rembug untuk membahas hal tersebut.
Dari rembug warga pada tanggal 1 Juni 2011 disepakati bahwa alokasi dana BLM PNPM Mandiri Perkotaan tahun 2011 sebesar Rp. 30.000.000,- akan digunakan untuk kegiatan sosial pengadaan sarana prasarana TK BUNGA BANGSA sebesar Rp. 14.500.000,- dan kegiatan pembangunan infrastruktur Rp. 14.500.000,-. Sisanya Rp. 1.000.000,- digunakan untuk biaya operasional BKM. Warga juga sepakat untuk menggalang dana swadaya untuk mendukung kegiatan sosial tersebut.
Akhirnya terkumpul swadaya sebesar Rp. 4.350.000,- yang berasal dari iuran warga, dana dari kas TK BUNGA BANGSA dan bantuan dari pemerintah desa Sidokerto. Dana tersebut akan dikelola bersama dana BLM PNPM oleh KSM BUNGA BANGSA yang diketuai oleh Bapak Suri, S.E yang juga merupakan sekretaris desa Sidokerto dan didukung anggota KSM lainnya.
Setelah beberapa kali berkonsultasi dengan tim fasilitator Tim 11, KSM BUNGA BANGSA akhirnya menyusun proposal untuk mengakses dana sosial tersebut. Sesuai dengan rencana, pada bulan Juli 2011, seiring dengan berakhirnya tahun ajaran 2010/2011, dana BLM PNPM sudah dapat dimanfaatkan untuk pengadaan sarana prasarana TK BUNGA BANGSA. Sarpras yang diajukan untuk didanai adalah meja kursi anak didik, meja kursi guru, alat peraga edukatif (prosotan, kursi putar, bola dunia), papan tulis whiteboard, almari kayu untuk menyimpan buku dan peralatan lainnya, etalase, jam dinding, serta seperangkat drum band.
Karena beberapa sarpras tidak dapat dipenuhi dari toko-toko di dalam kota Pati, maka KSM berinisiatif membeli peralatan dari Purwodadi. Mereka memilih meja, kursi dan lemari dari kayu kualitas baik agar bisa tahan lama. Pengadaan sarpras sampai bulan September ini belum 100% terpenuhi. Prosotan belum bisa dibeli karena ketiadaan stok barang di beberapa toko. Terlebih lagi, menjelang dan sesudah Hari Raya Idul Fitri 1432 H yang jatuh pada akhir Agustus 2011 ini, stok barang-barang memang cukup langka. KSM BUNGA BANGSA berjanji bahwa untuk prosotan pada pertengahan bulan September sudah tersedia dan dapat digunakan untuk KBM di TK BUNGA BANGSA.
Menurut Sugiyanto, Sekretaris BKM Lestari, rencana ke depannya, lokasi KBM TK BUNGA BANGSA akan dipindahkan di lantai dasar Masjid Muwahiddin milik Desa Sidokerto yang saat ini dalam tahap pembangunan. Masjid yang dibangun dengan konstruksi bertingkat tersebut pada bagian bawahnya memang akan digunakan untuk kegiatan-kegiatan keagamaan dan pendidikan. Sementara untuk kegiatan beribadah digunakan bagian atas Masjid yang dibangun cukup luas dan sangat mencukupi untuk menampung warga desa Sidokerto yang hendak beribadah.
“TK BUNGA BANGSA masih membutuhkan bantuan baik dari pemerintah, BLM PNPM – jika masih ada alokasinya untuk desa Sidokerto, maupun dari donatur lainnya untuk pengembangan TK BUNGA BANGSA  di masa mendatang.” Ucap UPS Mbak Sugiharti saat bertemu dengan fasilitator.
Perjuangan warga Desa Sidokerto untuk memiliki TK/PAUD sendiri memang cukup sulit dan berliku. Sekarang, mereka bisa sedikit berlega hati sebab impian mereka mulai dapat diretas menjadi kenyataan yang indah. Takkan lama lagi, warga Desa Sidokerto akan memiliki taman kanak-kanak – TK BUNGA BANGSA – milik mereka sendiri. Semoga ke depannya, anak-anak Desa Sidokerto akan lebih berpendidikan dan berakhlak yang baik, tidak ketinggalan dengan desa dan kelurahan lain dalam menyongsong masa depan mereka yang gemilang. Semoga. (akar_atya@1310)
“TK BUNGA BANGSA masih membutuhkan bantuan baik dari pemerintah, BLM PNPM – jika masih ada alokasinya untuk desa Sidokerto, maupun dari donatur lainnya untuk pengembangan TK BUNGA BANGSA  di masa mendatang.” Ucap UPS Mbak Sugiharti saat bertemu dengan fasilitator.
Perjuangan warga Desa Sidokerto untuk memiliki TK/PAUD sendiri memang cukup sulit dan berliku. Sekarang, mereka bisa sedikit berlega hati sebab impian mereka mulai dapat diretas menjadi kenyataan yang indah. Takkan lama lagi, warga Desa Sidokerto akan memiliki taman kanak-kanak – TK BUNGA BANGSA – milik mereka sendiri. Semoga ke depannya, anak-anak Desa Sidokerto akan lebih berpendidikan dan berakhlak yang baik, tidak ketinggalan dengan desa dan kelurahan lain dalam menyongsong masa depan mereka yang gemilang. Semoga. (akar_atya@1310)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar